28.3.14

aku berhenti disini, mauku. membeku dalam some part dalammu yang sudah beku. rasanya aku ingin biarkan saja bekuan-bekuan itu melebur sendiri kalau sudah tiba waktunya. tapi belakangan kutahu bekuan itu sudah terlambat untuk melebur. jadi baiknya kupilih duduk diam dipinggir sini sambil menunggu waktuku punah. aku percaya setiap detik belakangan tetap berjalan baik seperti biasa, walaupun berjalan mundur. hingga aku tak akan pernah tau lagi kapan waktuku punah. semudah apapun aku menapaki bekuan ini akan selalu ada masanya patahan patahan ikut membeku. aku percaya aku selalu mampu mengatasi bekuan apapun dalam konteks garis merah ini. tapi saat aku tahu cuma seserpih yang masih kupunya, aku mundur.

aku pikir mungkin telat buat mengajakmu berpayah-payah lagi disini berkecimpung dengan kemanjaan-kemanjaanku. aku pikir mungkin kamu atau bahkan aku terlalu lelah untuk berlangkah-langkah lagi bergumul disini. kami tetap satu partner yang utuh, walaupun aku sudah tidak mau bertanggung jawab lagi kalau serpihan ku yang tiba tiba beku melebur di relungmu. aku pikir mungkin harusnya kamu berhenti mengecap pahit-masam nya dramaku yang semakin memanjang. sebelum nantinya aku menyesal sudah membawamu disini.


aku pikir mungkin aku sudah tidak bisa berpikir lagi apa alasanmu masih merangkulku disaat lenganmu pun terpatah.

Maret, 2014

No comments :

Post a Comment