aku berhenti
disini, mauku. membeku dalam some part dalammu yang sudah beku. rasanya aku
ingin biarkan saja bekuan-bekuan itu melebur sendiri kalau sudah tiba waktunya.
tapi belakangan kutahu bekuan itu sudah terlambat untuk melebur. jadi baiknya
kupilih duduk diam dipinggir sini sambil menunggu waktuku punah. aku percaya
setiap detik belakangan tetap berjalan baik seperti biasa, walaupun berjalan
mundur. hingga aku tak akan pernah tau lagi kapan waktuku punah. semudah apapun
aku menapaki bekuan ini akan selalu ada masanya patahan patahan ikut membeku.
aku percaya aku selalu mampu mengatasi bekuan apapun dalam konteks garis merah
ini. tapi saat aku tahu cuma seserpih yang masih kupunya, aku mundur.
aku pikir
mungkin telat buat mengajakmu berpayah-payah lagi disini berkecimpung dengan
kemanjaan-kemanjaanku. aku pikir mungkin kamu atau bahkan aku terlalu lelah
untuk berlangkah-langkah lagi bergumul disini. kami tetap satu partner yang
utuh, walaupun aku sudah tidak mau bertanggung jawab lagi kalau serpihan ku
yang tiba tiba beku melebur di relungmu. aku pikir mungkin harusnya kamu
berhenti mengecap pahit-masam nya dramaku yang semakin memanjang. sebelum
nantinya aku menyesal sudah membawamu disini.
aku pikir
mungkin aku sudah tidak bisa berpikir lagi apa alasanmu masih merangkulku
disaat lenganmu pun terpatah.
Maret, 2014
No comments :
Post a Comment