28.12.15

Conclusion

sebelumnya, postingan ini terinspirasi oleh SK2H nya @pudjanggalama yang berhasil bikin nangis sampe pusing.

menurutku, mengenalnya jauh lebih dari sekedar hubungan kekasih seperti yang orang bilang pacaran.
4 tahun lalu Tuhan mengirimku ke kota itu dalam kondisiku yang masih a half SI-ers aka cutter. belum lama aku jadi mahasiswi semester satu, bahkan ospekpun baru aja kelar, Tuhan sudah kenalkan aku dengannya. laki-laki yang nggak aku bayangkan bakalan ngerusuhin otak aku bahkan beberapa menit belakangan ini. flashdisk. ya, benda bodoh ini yang menjadi titik awal kebodohan-kebodohan selanjutnya yang kami nikmati bersama.
15 Januari 2012 sepakat kami jadikan tanggal resminya kami pacaran. diawali dengan pembicaraan Islam-Kristen nya kami, namun kami tetap sepakat buat tetap berlalu. seperti pasangan alay lainnya tiap bulannya aku selalu kasih surprise alay. time flies. dua tahun aku disini buat berbagi hidup dengannya. kenapa aku selalu sebut 'berbagi hidup' ? karena menurutku, mengenalnya jauh lebih dari sekedar hubungan kekasih seperti yang orang bilang pacaran. this blog tells you more bout us. Januari 2014 kami akhirnya sepakat harus mulai menjauh walau kenyataannya tidak seperti itu.
September 2014 aku lulus dan November 2014 aku sudah di Tangerang Selatan lagi untuk bekerja di salah satu RS swasta disini. nggak ada yang namanya farewell party perpisahan dengannya ataupun babay babay kecup kening di stasiun. aku cuma pamit pamit mewek sok tegar di sms.
time flies. November 2015. tepat setahun kepergianku, aku kembali ke kota itu dengan tujuan utama menemuinya, dengan beberapa alasan pendukung supaya di-acc beberapa pihak. dan aku menemuinya
aku menemui dia, yang dulu menjadi penolongku disaat nggak ada yang anter praktek klinik. dia, yang bongkar-bongkar kaki tangan aku tiap ketemu buat mastiin nggak ada luka baru lagi. dia, yang membawaku merasuk masuk jauh dalam keluarga kecilnya. dia, yang jemput aku jauh jauh ke Klaten waktu aku terkapar febris di kontrakan dan anter aku ke Klaten lagi pagi pagi buta sebelum diapun praktek klinik. dia, yang selalu rela kasih jam tangannya yang aku taksir. dia, yang rela kaos yang dipinjem lama jadi hak milik aku selamanya. dia, yang sering anter aku ibadah minggu. dia, pemilik sepetak ruang  disini yang nggak bakalan pernah kosong walau tak dihuni. ya, aku menemuinya. rasanya hampir seperti mimpi tidak ada suatu apapun yang berubah diantara kami selain kami masing-masing jadi lebih terurus dan lebih kece. selebihnya semua sama. dia tetap laki-laki baik yang aku kenal. pertemuan singkat yang berkualitas.

kurang lebih 4 tahun, aku rasa harus cukup buatku mengulur-ulur terus memanjangkan cerita kami. aku rasa aku harus beneran selesai berbagi hidup dengannya. aku rasa aku harus menghargai hak nya buat memiliki masa depan. bukannya terus memeluk dan menghalangi langkahnya. terimakasih, cal. Just know if things ever get rough in the future, you always have me to turn to. I love you.

No comments :

Post a Comment