sebelumnya,
postingan ini terinspirasi oleh SK2H nya @pudjanggalama yang berhasil bikin
nangis sampe pusing.
menurutku,
mengenalnya jauh lebih dari sekedar hubungan kekasih seperti yang orang bilang
pacaran.
4 tahun lalu
Tuhan mengirimku ke kota itu dalam kondisiku yang masih a half SI-ers aka
cutter. belum lama aku jadi mahasiswi semester satu, bahkan ospekpun baru aja
kelar, Tuhan sudah kenalkan aku dengannya. laki-laki yang nggak aku bayangkan
bakalan ngerusuhin otak aku bahkan beberapa menit belakangan ini. flashdisk.
ya, benda bodoh ini yang menjadi titik awal kebodohan-kebodohan selanjutnya
yang kami nikmati bersama.
15 Januari
2012 sepakat kami jadikan tanggal resminya kami pacaran. diawali dengan
pembicaraan Islam-Kristen nya kami, namun kami tetap sepakat buat tetap
berlalu. seperti pasangan alay lainnya tiap bulannya aku selalu kasih surprise
alay. time flies. dua tahun aku disini buat berbagi hidup dengannya. kenapa aku
selalu sebut 'berbagi hidup' ? karena menurutku, mengenalnya jauh lebih dari
sekedar hubungan kekasih seperti yang orang bilang pacaran. this blog tells you
more bout us. Januari 2014 kami akhirnya sepakat harus mulai menjauh walau
kenyataannya tidak seperti itu.
September 2014
aku lulus dan November 2014 aku sudah di Tangerang Selatan lagi untuk bekerja di
salah satu RS swasta disini. nggak ada yang namanya farewell party perpisahan
dengannya ataupun babay babay kecup kening di stasiun. aku cuma pamit pamit
mewek sok tegar di sms.
time flies.
November 2015. tepat setahun kepergianku, aku kembali ke kota itu dengan tujuan
utama menemuinya, dengan beberapa alasan pendukung supaya di-acc beberapa
pihak. dan aku menemuinya
aku menemui
dia, yang dulu menjadi penolongku disaat nggak ada yang anter praktek klinik.
dia, yang bongkar-bongkar kaki tangan aku tiap ketemu buat mastiin nggak ada
luka baru lagi. dia, yang membawaku merasuk masuk jauh dalam keluarga kecilnya.
dia, yang jemput aku jauh jauh ke Klaten waktu aku terkapar febris di kontrakan
dan anter aku ke Klaten lagi pagi pagi buta sebelum diapun praktek klinik. dia,
yang selalu rela kasih jam tangannya yang aku taksir. dia, yang rela kaos yang
dipinjem lama jadi hak milik aku selamanya. dia, yang sering anter aku ibadah
minggu. dia, pemilik sepetak ruang
disini yang nggak bakalan pernah kosong walau tak dihuni. ya, aku
menemuinya. rasanya hampir seperti mimpi tidak ada suatu apapun yang berubah
diantara kami selain kami masing-masing jadi lebih terurus dan lebih kece.
selebihnya semua sama. dia tetap laki-laki baik yang aku kenal. pertemuan
singkat yang berkualitas.
kurang lebih 4
tahun, aku rasa harus cukup buatku mengulur-ulur terus memanjangkan cerita
kami. aku rasa aku harus beneran selesai berbagi hidup dengannya. aku rasa aku
harus menghargai hak nya buat memiliki masa depan. bukannya terus memeluk dan
menghalangi langkahnya. terimakasih, cal. Just know if things ever get rough in
the future, you always have me to turn to. I love you.
No comments :
Post a Comment